Ciri-ciri linguistik Bahasa-bahasa_Romawi

Ciri-ciri yang diwarisi dari keluarga bahasa Indo-Eropah

Sebagai anggota keluarga Indo-Eropah, bahasa-bahasa Romawi mempunyai sejumlah ciri yang diwarisi oleh sub-sub keluarga IE lainnya (seperti misalnya bahasa Celtic, bahasa Jermanik, bahasa Slavia, dan bahasa Indo-Farsi, bahasa Albania, bahasa Armenia, bahasa Yunani, bahasa Lituania, dll.), dan khususnya dengan bahasa Inggeris; tetapi yang memisahkan mereka dari bahasa-bahasa non-IE seperti bahasa Arab, bahasa Basque, bahasa Hungary, dan bahasa Tamil.

Ciri-ciri ini meliputi:

  • Hampir semua kata dikelompokkan ke dalam empat kelas utama - kata nama, kata kerja, kata adjektif, dan kata adverba — masing-masing dengan serangkaian kemungkinan peranan sintaksisnya yang khas.
  • Mereka mempunyai sistem infleksi kata yang kompleks untuk menunjukkan hubungan-hubungan sintaksis antara kata-kata dan untuk menciptakan kata-kata turunan di dalam kelas yang sama atau kelas yang lainnya.
  • Infleksi hampir selalu dilakukan dengan mengganti awalan dari sebuah perkataan, dan masing-masing kata mempunyai serangkaian "ruang awalan" yang relatif kecil.
  • Ia berpusat pada kata kerja; maknanya bahawa struktur klausa dasarnya terdiri atas sebuah kata kerja, yang mengungkapkan suatu tindakan yang melibatkan satu atau lebih kata nama - argumen kata kerja = yang memainkan peranan semantik yang khas dalam tindakan dan peranan sintaksis yang khas di dalam klausanya.
  • Kata kerja diinfleksikan untuk menunjukkan berbagai aspek dari tindakan, seperti misalnya waktu, kesempurnaan atau kelanjutan; dan juga menurut persona gramatikal dan jumlah gramatikal dari salah satu argumennya, yakni subjeknya.
  • Kata kerja dapat diubahsuaikan lebih lanjut oleh kata adverba, atau oleh tambahan kata nama yang mendahului dengan kata awalan yang menunjukkan peranan semantik mereka.
  • Kata nama digolongkan ke dalam sejumlah gramatikal jantina dan jumlah gramatikal.
  • Kata adjektif berperanan mengubahsuai kata nama; masing-masing kata adjektif biasanya diinfleksikan sehingga menunjukkan jantina dan jumlah dari kata kerja yang dilekatkan kepadanya.
  • Kata kerja biasanya tidak diinfleksikan menurut jantina si subjek (berbeza dengan bahasa Arab dan Ibrani, misalnya.
  • Nada suara digunakan hanya pada tingkat kalimat, misalnya untuk menunjukkan rasa terkejut atau kalimat tanya (berbeza dengan bahasa Mandarin dan bahasa Yorùbá, misalnya, di mana nada mengubah makna katanya).

Ciri-ciri yang diwarisi dari Bahasa Latin Klasik

Bahasa-bahasa Romawi sama-sama memiliki sejumlah ciri yang diwarisinya dari Bahasa Latin Klasik, dan semua itu memisahkan bahasa-bahasa ini dari kebanyakan bahasa-bahasa Indo-Eropah lainnya.

  • Dalam kebanyakan bahasa, kata gantinama mempunyai bentuk-bentuk yang berbeza sesuai dengan fungsi gramatiknya dalam sebuah kalimat (hasil dari sistem Bahasa Latin). Biasanya ada suatu bentuk untuk subjek (warisan dari kata nama Bahasa Latin), dan sebuah bentuk lainnya untuk objek (tatabahasa) (dari bentuk akusatif atau datif), dan rangkaian kata gantinama ketiga yang digunakan setelah awalan atau dalam kedudukan penekanan linguistik. Kata gantinama ketiga seringkali mempunyai bentuk-bentuk yang berbeza dengan objek langsung (akusatif), objek tak langsung (datif), dan kata gantinama refleksif.
  • Mereka semua mempertahankan sekurang-kurangnya tiga [[bentuk waktu gramatik (kala waktu) Bahasa Latin: kala kini (present), kala lampau (preteritum), dan kala lampau tak sempurna (past imperfect)
Kala kini:
"[he] says"/
"[he] is saying"
Kala Lampau:
"[he] said"/
"[he] has said"
Kala Lampau tak sempurna:
"[he] was saying"/
"[he] used to say"
Latindīcitdīxitdicēbat
Perancisditditdisait
Italidicedissediceva
Portugisdizdissedizia
Romaniazicezisezicea
Sepanyoldicedijodecía
Galisiadidixodicía
Catalandiudiguédeia
Piedmontea disa l'ha dita disìa
  • Untuk masing-masing kala, biasanya ada enam infleksi kata kerja, yang mengubah masing-masing dari kata gantinama ketiga saya, kamu, dia [laki-laki/perempuan], ia{benda} dan dua kelompok jumlah (tunggal dan jamak) dari subjeknya.
  • Setidak-tidaknya satu bentuk dari bentuk subjungtiva tetap digunakan (seringkali dua, kala kini dan kala lampau), dan ia dengan jelas dapat dibezakan dari bentuk indikativa.
  • Ada sebuah Bentuk gramatik untuk orang kedua.
  • Kebanyakan dari mereka memungkinkan pembentukan kalimat yang tak menyebutkan subjeknya secara eksplisit, kecuali bahasa Perancis.
  • Mereka hanya mempunyai jumlah tunggal dan jamak (bukannya dwi).
  • Bahasa Itali dan Sardin telah mempertahankan percanggahan fonologis antara bentuk konsonan sederhana dan konsonan panjang, meskipun bentuk ini hilang di semua bahasa lainnya dalam kelompok ini. Bahasa Sisilia, bahasa Neapolitan dan bahasa Jèrriais memiliki geminasi.
  • Semua bahasa ini ditulis dengan abjad Latin "inti" yang terdiri dari 22 huruf — A, B, C, D, E, F, G, H, I, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, V, X, Y, Z — yang belakangan huruf dari bahasa Latin dalam berbagai cara.
  • Secara khusus, huruf K dan W jarang sekali digunakan dalam bahasa Roman - kebanyakannya untuk nama dan kata-kata dari bahasa asing yang tidak terserap, seperti yang terjadi dalam bahasa Latin akhir.